Beribu ribu kali, berjuta juta kali aku mencoba menghilangkan perasaan ini. tapi semua yang aku harapkan hanya kosong Tuhan. Kenapa perasaan ini selalu bertambah besar ketika aku mengharapkan yang sebaliknya, Tuhan? Aku nggak berharap banyak tentang dia, aku hanya mencoba berfikir realistis bahwa buku bekas itu biarpun sudah diperbaiki masih akan tetap terlihat kusam, jelek.
Udah banyak bukti kalau kamu emang enggak baik buat aku. Semua orang bilang kalau kamu itu terlalu buruk buat aku, kebusukanmu terlalu jelas di mata semua orang, terutama dimata yang selalu mengamati gerak-gerikmu. Setiap hari mata indah ini selalu bertemu dengan mata beningmu, setiap hari mata ini selalu memperhatikanmu, selalu menangkap tindakan buruk yang kamu lakukan. Mungkin kalau bisa mengeluh mata ini akan berbicara, "aku muak setiap hari hanya mendapati dirimu yang kian lama kian rusak. Mendapati tingkahmu yang semakin hari semakin menjadi, aku muak akan mulut manismu yang selalu kamu tunjukkan kepada semua orang". Tapi tidak, mata ini tidak bisa berbuat apa-apa. Aku bukan siapa-siapamu, aku hanya masa lalumu, ya masa lalu pahitmu yang tak layak untuk dikenang. Aku sadar aku tidak bisa mengubahmu menjadi sedikit lebih lurus.
Semua itu memang bukan salahmu, aku yang salah. Aku yang terus mengusikmu, aku yang terus berharap kepadamu, aku yang tidak bisa menjaga mata ini untuk tidak memperhatikan dirimu. Aku yang terlalu bodoh untuk tetap menunggumu, menunggu seseorang yang jelas-jelas sedang menunggu bidadarinya kembali.
Sudahlah, aku jenuh membahas tentangmu, ketika aku membahasnya hanya luka yang kudapat, tapi dibalik luka itu tersimpan rindu yang memuncak. Semoga kamu mengerti :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar